Monday, August 12, 2013

[VattiMuttips] Ini Kebutuhan!



Ditulis oleh: Abang @KhrytMohamad

Kawan, selamat pagi. Semoga harimu semakin hidup dalam menyusun langkah menuju penjemputan setengah agama.

Pagi ini ingin kubagikan lagi tips dengan wawasan terbatas yang kupunya. Dulu, aku sempat membaca sebuah artikel (maaf, aku lupa menempelnya di dinding ingatan darimana artikel itu berasal) yang mengungkap bahwa ucapan “I Love You” di pagi hari dari/untuk pasangan akan mengubah mood seharian penuh. Lebih bergairah, lebih bersemangat. Tambahan: itu hasil penelitian.

Kini, dengan izin-Nya, aku bisa merasakan ada benarnya penelitian itu. Alhamdulillah langsung dari dan untuk pacar halal seumur hidup. Bayangkan, pagi hari saat engkau membuka mata, seorang bidadari menyambutmu dengan tatapan yang menyejukkan hati dan senyuman yang menghangatkan semangat. Lalu, secara perlahan dan lembut ia ucapkan “I Love You”. Dan tanpa dikomandoi, ucapan itu akan sigap merasuki otakmu dan mengguncang-guncangkan syaraf sadar dan kebahagiaan. Ucapan itu akan memaksamu juga untuk menggerakkan mulut, mengucapkan hal yang sama dengan ditambah kata “juga”.  Itu akan menjadi salah satu jenis pemaksaan yang kau suka, kawan. Percayalah.

Ini ucapan yang bebas engkau ucapkan kapanpun kawan, kau tak kan pernah bosan. Ada sihir tersendiri dari Tuhan yang membuat ucapan ini ajaib dan berkhasiat. Ini narkoba yang bebas diberikan dan dikonsumsi kapanpun, tak akan ada istilah overdosis di dalamnya. Tapi, apabila aku boleh berpesan, ucapkanlah ini pada saat bangun tidur, sebelum beraktivitas, sebelum dan sesudah berpisah jarak, dan sebelum tidur. Energi ajaib akan kau dapatkan.

“Ah, saya orangnya nggak romantis. Nggak biasa sama yang begituan.”
Saranku, biasakanlah, kawan. Sungguh, ini kebutuhan.

“Pasangan saya bisa paham kalau saya mencintai dia. Tak perlu diucapkan.”
Mungkin ya, ia paham. Engkau lebih mengerti pasanganmu. Tapi terkadang, tindakan saja tak cukup, ucapan ada sebagai pemanis alami yang dibutuhkan hati.

Satu hal lagi yang ingin kusampaikan, coba terkadang tanyakan apa yang diinginkan olehnya. Lalu, jangan berikan langsung. Tunggu sampai ia lupa, baru berikan. Seperti halnya yang pernah kulakukan dulu pada Adek (Panggilan sayangku untuknya, mungkin dalam waktu dekat akan menyandang status “bunda”) Beberapa hari sebelum menikah, sempat kutanyakan suatu hal padanya.

“Re, suka bunga mawar?”

“Suka.”

“Warna apa sukanya?”

“Putih, emang kenapa, Ri?”

“Nggak, papa, makasih ya...”

Percakapan semacam itu akan membawa dirinya secara tidak langsung berada dalam penantian. Jangan-jangan mau dikasih dalam waktu dekat. Mungkin kurang lebih begitu yang akan dipikirkan.
Waktu akad pernikahan tiba. Tidak, kawan, aku tak membawa mawar putih itu saat akad. Sengaja. Lebih tepatnya, aku tak menemukan setangkai mawarpun. Waktu terus bergulir hingga menyentuh angka 2 pekan. Tepat pada saat itu, secara kebetulan di perpus pusat ada yang menawarkan padaku setangkai mawar putih dengan tebusan uang sumbangan berapapun. Kurasa tak ada salahnya menepati “janji-yang-terlupa”. Kusembunyikan di balik punggung dan kukejutkan dirinya.

“ini, mawar yang waktu itu abang janjiin.” Ia hanya bisa tersenyum tanpa kata. Benar benar dibisukan oleh perasaan senang yang mengawan. Senyumnya jelas bukan buatan, matanya berkaca-kaca memantulkan kesenangan yang ada di dalam hati sana.

“abang... inget?” tanyanya tergagap-gagap.

“ya... pura pura lupa sebenernya.” Tawa renyah mengakhiri kalimatku. Sebuah kalimat yang seolah menyimpan rencana yang sudah dipersiapkan sejak lama.

Kawan, ungkapan kasih sayang dalam bentuk ucapan dan tindakan bukanlah hal yang membuatmu menjadi terlihat tak jantan.  Keduanya ada untuk membuat pasanganmu jatuh sejatuh jatuhnya. Jatuh dalam samudra cinta yang luas....setiap hari.

-Salam Cinta Penuh Kreativitas-
 

Ps: untuk lanjutan kisah nikah, akan kuberikan nanti malam :D

No comments:

Post a Comment